syariah@uinkhas.ac.id -

BAHAS HAM ISLAM HINGGA ISLAMOPHOBIA DI BELAHAN DUNIA, BEGINI LENGKAPNYA MATERI INTERNASIONAL CONFERENCE 2022

Home >Berita >BAHAS HAM ISLAM HINGGA ISLAMOPHOBIA DI BELAHAN DUNIA, BEGINI LENGKAPNYA MATERI INTERNASIONAL CONFERENCE 2022
Diposting : Rabu, 19 Oct 2022, 14:50:29 | Dilihat : 594 kali
BAHAS HAM ISLAM HINGGA ISLAMOPHOBIA DI BELAHAN DUNIA, BEGINI LENGKAPNYA MATERI INTERNASIONAL CONFERENCE 2022


Media Center- Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS Jember) bersama Fakultas Syariah Universitas Mahmud Yunus Batusangkar Indonesia bekerja sama mengadakan International Conference of Law and Islamic Law (ICLIL) tahun 2022.

Konferensi bertema “Islam, Law, and Human Rights in Global Context: Challenges and Opportunities” tersebut dilaksanakan pada Rabu-Kamis (19-20/10) secara daring melalui Zoom Meeting.

Pada hari pertama, ICLIL yang dimoderatori oleh Basuki Kurniawan, M.H. mengundang dua narasumber internasional kompeten yakni, Dr. Nyi Nyi Kyaw yang berasal dari Institute for Advance Study in the Humanities (KWI) Essen German dan Dr. Maria Bhatti dari University of Western Sydney Australia.

Pada kesempatan yang diberikan, Dr. Nyi Nyi Kyaw membahas Islam dan Muslim di Myanmar sejak tahun 2010 yang merupakan konflik hingga kini.

“Myanmar sejak lama dikenal dengan status islamophobia dan politik sayap kanan atau partai agama (right-wing politics) hingga kudeta militer pada tahun 2021,” ungkap Dr. Nyi Nyi Kyaw yang juga rekan peneliti di Asia Research Institute, Universitas Nasional Singapura.

Dr. Nyi Nyi Kyaw kemudian menjelaskan mengenai definisi Islamophobia sebagai sikap negatif yang ditujukan kepada Islam atau Muslim.

“Sikap atau emosi sendiri bukanlah hal yang berbahaya, tetapi ketika seseorang bertindak atas sikap atau emosi tersebut dapat menjadi teror bagi kelompok yang ditargetkan, seperti di Myanmar,” imbuhnya yang juga sebagai Research Chair on Forced Displacement in Southeast Asia Universitas Chiang Mai.

Menurut Dr. Nyi Nyi Kyaw dalam pemaparannya, trend Islamphobia di Myanmar berubah menjadi Rohingyaphobia pada tahun 2016 atau 2017.

“Dengan diberlakukannya politik right-wing di Myanmar, politisi muslim mendapat diskriminasi sehingga sulit untuk bertahan dalam sistem politik negara,” ujar Dr. Kyaw di hadapan peserta Konferensi Internasional.

Pada akhir materi, Dr. Nyi Nyi Kyaw mengungkapkan situasi muslim di Myanmar pada saat ini setelah kudeta militer pada tahun 2021.

“Dengan adanya tekanan global terhadap diskriminasi Muslim Rohingya, saat ini pemerintah Myanmar telah menerbitkan kebijakan Rohingnya. Sangat awal untuk mengatakan situasi saat ini baik untuk muslim di Myanmar, tetapi merupakan awal yang baik,” ucap Dr. Nyi Nyi Kyaw.

Narasumber selanjutnya, Dr. Maria Bhatti memaparkan mengenai konsep HAM dalam Islam dan Muslim Aktivis terhadap Islamophobia.

“Terdapat sejarah dari perkembangan syariah yang dapat diklasifikasikan menjadi empat tahap, yakni turunnya wahyu Al-Quran, pasca wafat Rasulullah SAW, generasi kedua muslim, dan kebangkitan dari ahli hukum,” tutur Dr. Maria yang merupakan dosen hukum di Western Sydney University.

Berkaitan dengan HAM, konsep Islam dapat disandingkan dengan instrumen hukum Internasional.

“Dalam hukum internasional, terdapat instrument hukum mengatur mengenai HAM. Beberapa negara mayoritas Muslim nyata memberikan kontribusi melalui pendapatnya sebagai perwakilan diplomatis,” tambahnya yang juga Rekan Pengacara di Pearsons Lawyers Pty Ltd pada tahun 2014 tersebut.

Terhadap Islamophobia di barat, aktivis Muslim berfokus pada kebebasan beragama dan ekspresi identitas.

“Sayangnya para Aktivis yang berfokus terhadap HAM di negara mayoritas Muslim lupa dengan pelanggaran HAM di barat,” terang Dr. Maria.

Dr. Maria menyatakan bahwa terdapat seperti hubungan rasis, baik dari luar kepada muslim dan muslim kepada kelompok lain.

“Kita harus menyadari dampak dari kolonialisme terhadap pandangan kepada kelompok Muslim dan hukum Islam saat ini. Tidak ada satu interpretasi terhadap hukum Islam, melainkan berbeda di berbagai negara,” pungkas Dr. Maria yang juga mantan dosen hukum di Monash University.

Reporter: Arvina Hafidzah

Editor: Nury Khoiril Jamil

Berita Terbaru

Tumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Ideal, Pushaga Gelar Leadership dan Problem Solving
23 Nov 2024By syariah
Tingkatan Mutu Mahasiswa di Bidang Protokol, Laboratorium Fasya Adakan Pelatihan Keprotokolan dan Public Speaking
11 Nov 2024By syariah
Komitmen Bentuk Mahasiswa Bermartabat : Pushaga Gelar Rekrutmen Anggota Angkatan Pertama tahun 2024
10 Nov 2024By syariah

Agenda

Informasi Terbaru

Belum ada Informasi Terbaru
;