syariah@uinkhas.ac.id -

KOPRODI HES : TERLIBAT DALAM BUDAYA DIGITAL, TIDAK BOLEH LEPAS DARI NILAI-NILAI PANCASILA

Home >Berita >KOPRODI HES : TERLIBAT DALAM BUDAYA DIGITAL, TIDAK BOLEH LEPAS DARI NILAI-NILAI PANCASILA
Diposting : Kamis, 13 Oct 2022, 11:03:49 | Dilihat : 722 kali
KOPRODI HES : TERLIBAT DALAM BUDAYA DIGITAL, TIDAK BOLEH LEPAS DARI NILAI-NILAI PANCASILA


Media Center - Gerakan Pandu Literasi Digital Indonesia bersama UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember kembali menggelar pelatihan dengan tema, “Pengembangan Literasi Digital Untuk Menunjang Pembelajaran”. Acara tersebut dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting pada Selasa (11/10).

Pelatihan digital ini menghadirkan Samuel Abrijani Pangarepan, B.sc, M.M, Direktur Jendral Aplikasi Informatika KOMINFO RI sebagai Keynote Speaker, dan juga beberapa narasumber kompeten di antaranya, Mustaghrifoh Rahayu, M.A., Dosen Sosiologi Univesitas Gadjah Mada, Dr. H. Ahmad Junaidi, S.Pd., M.Ag., Koordinator Prodi (Koprodi) Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, dan Rizqika Alya Anwar, Digital Trainer.

Dalam sambutannya, Samuel Abrijani Pangarepan B.sc, M.M menyampaikan program literasi digital menyasar 4 pilar utama yakni digital skill, digital safety, digital ethics dan digital culture. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan membangun program kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Perguruan Tinggi yang diadakan setiap tahun.

“Kegiatan ini diadakan setiap tahunnya yang menjangkau kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia,” jelas Samuel.

Mustagfiroh Rahayu M.A, sebagai narasumber pertama memaparkan tentang emotional intelligence. Dalam dunia digital tidak cukup sebatas memahami tentang teknologi digital, akan tetapi bagaimana pengguna dapat memanfaatkan media digital agar lebih produktif.

“Dalam penggunaan media digital diperlukan kecakapan agar proses mediasi digital dapat dilakukan secara produktif,” terang Maghfiroh.

Di samping itu, hal menarik yang disampaikan oleh Maghfiroh tentang ETIKET atau Etika Berinternet, meliputi meliputi kesadaran, integritas, kebajikan dan tanggung jawab. Menurutnya, kita sering kali melupakan hal ini dalam berkomunikasi di dunia maya.

“Sebagai manusia, standar etika kita di dunia nyata juga berlaku di dunia maya,” tutur Dosen Sosiologi UGM tersebut.

Selanjutnya penyampaian Dr. H. Ahmad Junaidi S.Pd, M.Ag menjelaskan tantangan budaya digital selain mempunyai banyak dampak positif, dunia digital juga mempunyai dampak negatif. Apalagi beberapa tahun terakhir penggunaan teknologi digital sebagai media belajar sangat masif dilakukan. Mahasiswa diimbau untuk mengantisipasi kaburnya wawasan kebangsaan dan penerapan nilai Pancasila karena santernya informasi dari berbagai belahan dunia.

“Bahwa budaya digital adalah budaya Pancasila. Artinya,  ketika kita terlibat dalam budaya digital, kita tidak boleh lepas dari nilai-nilai yang termaktub dalam Pancasila,” jelasnya yang juga bagian dari Lembaga Falakiyah  PWNU Jawa Timur.

Lebih lanjut, Dr. Ahmad Junaidi menjelaskan humanitydan emphaty juga tidak boleh luput dari komunikasi dengan orang lain di dunia digital.

“Adanya rasa kemanusiaan dan empati ini diharapkan tetap bisa kita jaga dengan tenggang rasa, toleransi, dan saling menghargai,” tambahnya lagi.

Materi terakhir disampaikan oleh Rizqika Aliya Anwar tentang problem solving. Kemampuan ini dibutuhkan untuk menganalisis atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan dunia digital.

“Ada 4C yang harus dikuasai dalam kegiatan literasi digital yaitu, critical thinking, creativity, collaboration, communication,” jelas digital trainer tersebut.

Pertama, critical thinking, yakni bagaimana seseorang bisa dengan bijak mengolah berbagai informasi dari internet. Kedua creativity, bagaimana menghadirkan ide dan perspektif yang berbeda sehingga menghasilkan inovasi baru kepada banyak orang. Ketiga, collaboration, yaitu bagaimana seseorang bisa bekerja sama dengan orang lain karena hal ini tidak hanya berguna saat menempuh pendidikan saja namun juga di dunia kerja. Dan yang keempat yaitu communication, skill penting yang berguna bagaimana menerima informasi dan menyampaikan informasi kepada orang lain.

Rizqika juga berpesan bahwa untuk melakukan perubahan adalah dengan cara memulai untuk melakukan hal hal kecil yang berkelanjutan.

“Mungkin teman-teman merasa prosesnya tidak mudah, tetapi harapannya teman-teman tetap menikmati proses tersebut. Karena di masa depan saya yakin pasti ada perubahan yang lebih baik dari hari ini,” ujarnya.

Acara yang dimoderatori oleh Hesti Purnamasari ini dihadiri oleh ratusan peserta mulai dari masyarakat umum hingga mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi.

 

Reporter : Qamaruz Zaman

Editor : Arinal Haq

Berita Terbaru

Tumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Ideal, Pushaga Gelar Leadership dan Problem Solving
23 Nov 2024By syariah
Tingkatan Mutu Mahasiswa di Bidang Protokol, Laboratorium Fasya Adakan Pelatihan Keprotokolan dan Public Speaking
11 Nov 2024By syariah
Komitmen Bentuk Mahasiswa Bermartabat : Pushaga Gelar Rekrutmen Anggota Angkatan Pertama tahun 2024
10 Nov 2024By syariah

Agenda

Informasi Terbaru

Belum ada Informasi Terbaru
;