Penentuan Awal Ramadhan, KOMPAS Laksanakan Rukyatul Hilal Ramadan 1446 H di Menara Mercusuar Puger Jember

Jember, Fasya Media – Komunitas Pecinta Astronomi Islam (KOMPAS) bersama Kementerian Agama (Kemenag) Jember serta tim pengamat dari berbagai pihak menggelar Rukyatul Hilal Bulan Ramadan 1446 H pada Jumat, 28 Februari 2025 / 29 Sya'ban 1446 H. Kegiatan ini berlangsung di Menara Mercusuar Pantai Puger, salah satu lokasi strategis untuk rukyat hilal di wilayah Jember.
Hadir dalam pengamatan ini Ibu Siti Muslifah, S.H.I., M.S.I., Ibu Ana Laela Fatikhatul Khoiriyah, S.H., M.H., serta tim dari KOMPAS. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan visibilitas hilal sebagai dasar dalam penentuan awal Ramadan 1446 H, yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat Kementerian Agama Republik Indonesia.
Hasil Pengamatan dan Data Astronomi
Berdasarkan perhitungan Laboratorium Falak Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, berikut adalah parameter astronomi terkait rukyatul hilal di Menara Mercusuar Pantai Puger:
Koordinat Lokasi:
Lintang: 08° 22' 47,99'' LS
Bujur: 113° 28' 06,00'' BT
Ijtima': Jumat, 28 Februari 2025, pukul 07:44:33,6 WIB
Matahari Terbenam (Ghurub): 17:47:11,60 WIB
Umur Bulan: 10 jam 02 menit 38 detik
Tinggi Hilal:
Tepi Atas (Upper Limb): 4° 27' 52,65''
Pusat (Center): 4° 05' 55,09''
Tepi Bawah (Lower Limb): 3° 31' 03,05''
Mukuts Hilal (Durasi hilal di atas ufuk setelah Matahari terbenam): 00 jam 18 menit 03,72 detik
Bulan Terbenam: 18:05:15,32 WIB
Elongasi:
Toposentrik: 5° 25' 16,82''
Geosentrik: 5° 47' 47,24''
Azimuth:
Matahari: 261° 59' 8,35''
Bulan: 263° 59' 20,42''
Posisi Hilal: 2° 0' 12,08'' di utara Matahari
Azimuth Terbenam Bulan: 263° 20' 59,67''
Analisis Visibilitas Hilal
Meskipun hasil perhitungan menunjukkan bahwa hilal berada di atas ufuk, hilal tidak berhasil terlihat dalam pengamatan yang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kondisi cuaca yang terjadi di lapangan.
Menurut kriteria Neo MABIMS, hilal dapat teramati dengan jelas jika memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Berdasarkan data yang diperoleh, tinggi hilal pusat hanya 4° 05' 55,09'', sedangkan elongasi geosentrik hanya 5° 47' 47,24'', sehingga masih di bawah batas ideal untuk observasi dengan mata telanjang.
Di Indonesia, hanya Sabang (Aceh) yang memenuhi kriteria visibilitas Neo MABIMS, sementara daerah lainnya, termasuk Jember, masih berada di bawah ambang batas keterlihatan hilal. Dengan kondisi ini, terdapat potensi perbedaan dalam penetapan awal Ramadan 1446 H di berbagai daerah di Indonesia.
Oleh karena itu, keputusan resmi mengenai awal Ramadan masih harus menunggu hasil Sidang Isbat yang akan digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada sore hari Jumat, 28 Februari 2025. Hasil rukyat dari berbagai wilayah akan menjadi bagian dari pertimbangan dalam menentukan awal bulan Ramadan secara nasional.
kontributor Fasya Media